Biasanya untuk mencapai puncak gunung pendaki membutuhkan waktu setidaknya sehari semalam. Namun sekarang ini banyak orang yang melakukan pendakian gunung dengan berlari yang hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk mencapai puncak gunung. Ini memang bukan lari biasa karena tidak dilakoni di jalan raya, melainkan di non-jalan raya, seperti hutan dan gunung. Nama populernya ialah Trail running.
Cukup banyak orang Indonesia yang menggandrungi hobi ekstrem ini, meski masih kalah jauh dibanding lari marathon yang sedang menjadi tren di negara kita. Maklum, Trail running jauh lebih berat ketimbang marathon.Selain jalur larinya harus alami, seperti hutan, sungai, pantai, dan gunung.
Secara historis, olahraga ini mulai tumbuh dan berkembang di Eropa. Dari hanya sekadar konsep berlari menjelajahi alam, Trail running berubah menjadi disiplin olahraga yang memiliki federasi khusus. Di Indonesia, Trail running baru muncul dua tahun belakangan. Ultra trail race di negara kita yang diakui secara internasional baru Mt. Rinjani Ultra dan Bromo Tengger Semeru Ultra. Jadi, para pelari atau pehobi ultra trail Indonesia kebanyakan membidik sejumlah kejuaraan di luar negeri, antara lain di Malaysia, Singapura, Australia, Jepang, serta Prancis, seperti Ultra Trail Mont Blanc.
Pemandangan alam yang indah yang sering lihat saat berlari di gunung dan hutan membuat akan makin jatuh cinta pada olahraga ini. masih banyak orang yang menilai Trail running tidak menarik dan membuang waktu. Tapi, akan merasa sebaliknya. Kebiasaan memacu diri hingga titik batas kemampuan diri, bermanfaat tidak hanya saat lari. banyak pelajaran dan filosofi yang ditemukan untuk diterapkan dikehidupan sehari hari.
Kebanyakan pelari Trail running berlatar belakang pencinta hobi petualangan seperti mendaki gunung. Tapi saat ini, para maniak maraton pun mulai melirik Trail running. Ini terbukti ketika penyelengaraan Mt. Rinjani Ultra 2013 dan Bromo Tengger Semeru Ultra 2013. Peserta yang mendaftar banyak yang sebelumnya hobi maraton. Ultra trail membutuhkan fisik yang prima. Sebab, jalurnya sangat keras. Contoh, jalur Mt. Rinjani Ultra, selain harus berlari dengan elevasi di atas 2.000 meter dpl, pelari harus melewati tanjakan dan turunan yang curam. Belum lagi waktu lari dibatasi selama 20 jam. Tantangan lain datang dari cuaca yang ekstrem seperti hujan badai dan panas menyengat.
Meski tergolong olahraga berat, ultra trail justru banyak diikuti oleh orang dengan usia di atas 30 tahun. Latar belakang pelari ini juga beraneka ragam, mulai pengusaha, profesional, hingga para eksekutif perusahaan-perusahaan. Pelari ultra trail melengkapi diri dengan sejumlah aksesori, seperti hydro bag, sepatu lari khusus, jaket windbreaker dan ant iair khusus pelari, dan GPS.
PAMOR sudah sejak lama melakukan kegiatan naik turun gunung secara cepat, sejak itu tidak tahu kalau namanya mountain trail run, kami menamakannya pendakian gunung secara marathon, seperti yang pernah dilakukan dulu, tahun 2007 pendakian 14 puncak gunung se-pulau jawa selama 17 hari, tahun 2008 pendakian 14 puncak gunung diatas ketinggian 3000 mdpl jawa bali Lombok, dan 2011 pendakian 14 puncak gunung diatas ketinggian 3000 mdpl jawa bali Lombok selama 10 hari, Ayo kita sebagai pencinta alam mahasiswa olahraga mari tumbuhkan kembali ciri khas kita lagi sebagai penggiat alam terbuka yang bernaung di lembaga olahraga dengan disiplin keilmuan yang dimiliki, salah satunya dengan marathon gunungnya, ayo siapa yang ingin berpetualang sambil berlari?........
#DeBy
0 komentar: