Selasa, 01 April 2014

thumbnail

MENGUKUR VO2MAX DENGAN METODE BALKE

Posted by Unknown  | No comments

VO2 Max (Volume Oxigen Maximal)
VO2max adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk mengangkut dan menggunakan oksigen selama latihan intensif yang mencerminkan kebugaran fisik individu. Nama ini berasal dari V - volume, O2 - oksigen, max - maksimal. VO2max dihitung dalam satuan mililiter/kilogram berat badan/ menit (ml / kg / menit).
Volume oksigen maksimal sering dianggap sebagai tolak ukur kebugaran fisik seseorang, terutama sebagai tolak ukur stamina seorang atlit. Sebenarnya selain VO2max masih banyak faktor yang mempengaruhi stamina seseorang dintaranya mental-psikologis, teknik-taktik dalam pertandingan olahraga, faktor cuaca dll.
Untuk seseorang yang bukan atlit mempunyai VO2max yang tinggi berarti juga mempunyai kebugaran fisik yang baik dan pastinya tidak gampang lelah dalam beraktivitas.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi VO2max diantaranya umur, latihan, ketinggian suatu tempat (kadar O2) dan faktor fisiologis seperti:
§  kemampuan jaringan otot untuk menggunakan oksigen dalam proses produksi energi tubuh.
§  kemampuan sistem jantung dan paru ( cardiovascular) untuk mengangkut oksigen ke sistem jaringan otot.
Cara Mengukur Vo2max.
1.      VO2max diukur dalam Lab. Medis akan tetapi perkiraan Anda VO 2 max dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari tes berikut:
2.      Tes lari 2.4km
3.      Astrand uji Treadmill - VO 2 max tes berjalan di atas treadmill
4.      Astrand 6 menit tes Siklus - VO 2 max tes pada sepeda statis
5.      Balke VO 2 max uji - cocok untuk olahraga ketahanan
6.      Balke Incremental treadmill protokol uji - VO 2 max tes pada treadmill (laki-laki dan perempuan)
7.      Bruce Tambahan treadmill protokol uji - VO 2 max tes pada treadmill (tes pria dan wanita)
8.      Cooper VO 2 max uji - cocok untuk olahraga ketahanan
9.      Uji Conconi
10.   Kecepatan Berenang Kritis - ukuran kapasitas aerobik perenang
11.   Rumah Step Test - tes langkah Anda dapat melakukan di rumah
12.   Harvard Step Test - ukuran kebugaran kardiovaskular
13.   Multistage Tes Kebugaran atau Bleep tes - VO 2 max tes untuk olahraga ketahanan
14.   Universitas Queens Step Test - uji VO 2 max
15.   Rockport Fitness tes berjalan - uji VO 2 max
16.   Tecumseh Step Test - ukuran kebugaran kardiovaskular
17.   Treadmill VO 2 max tes - uji VO 2 max
18.   VO 2 max dari data non-olahraga - uji VO 2 max
19.   VO 2 max dari satu mil joging
20.   VO 2 max dari hasil perlombaan (waktu untuk jarak)
21.   VO 2 max Step Test
22.   Tes Kursi VO 2 max





Mengukur VO2max Dengan Metode Balke
Metode Balke adalah salah satu cara paling tua dalam memonitor dan mengukur perkembanganVO2max bagi seseorang. Metode ini diciptakan adalah Dr.Bruno Balke, tes ini cocok untuk mengukur daya tahan dan kebugaran untuk olahraga ketahanan.
Kelebihan dari tes ini adalah mudah dilaksanakan dan dapat dipergunakan dalam sekali waktu untuk banyak peserta (massal). Tes ini juga sudah sangat umum digunakan oleh pelatih-pelatih olahraga sehingga mudah dimengerti dan dilakukan peserta.

Perlengkapan yang diperlukan:
·        Lintasan lari 400 m
·        Stopwacth
·        Asisten pencatat jarak
·        Peluit

Cara Pelaksanaan:
1. Para peserta tes diberi kesempatan untuk melakukan pemanasan 10-15 menit.
2. Kemudian para peserta berlari dilintasan atletik (400 m) selama 15 menit.
3. Setelah 15 menit, jarak yang ditempuh oleh peserta dicatat,
    kemudian masukkan dalam formula yang sudah ditentukan.


formula:
Balke (orisinal) VO2 = 6.5 + 12.5 X Jarak tempuh (kilometer)
Kemudin rumus ini dimodifikasi oleh Horwill (1994) menjadi:
 VO2 = 0.172 x (meters / 15 - 133) + 33.3
contoh: Si B adalah peserta tes, setelah waktu berakhir 15 menit ia mampu menempuh jarak 3100 meter, vo2max nya...
Vo2max = 0,172 x (3100 /15-133) + 33.3
vo2max = 45,97 ml/kg/min
Hasil dari perhitungan tersebut adalah hasil akhir ataupun ukuran VO2max seseorang. Hasil perhitungan akhir Vo2max tersebut dapat kita bandingkan dengan tabel normatif Heywood (1998) dibawah ini.
Data Normatif VO2max Heywood
Normative data (Heywood 1998) for Male (values in ml/kg/min)
Age
Very Poor
Poor
Fair
Good
Excellent
Superior
13-19
<35
35 - 37
38 - 44
45 - 50
51 - 55
>55
20-29
<33
33 - 35
36 - 41
42 - 45
46 - 52
>52
30-39
<31
31 - 34
35 - 40
41 - 44
45 - 49
>49
40-49
<30
30 - 32
33 - 38
39 - 42
43 - 47
>48
50-59
<26
26 - 30
31 - 35
36 - 40
41 - 45
>45
60+
<20
20 - 25
26 - 31
32 - 35
36 - 44
>44

Klasifikasi VO2max berdasarkan usia dan jenis kelamin:
Non Atlet (Wilmore dan Costill (2005)
Usia
Laki-laki
Perempuan
Okt-19
47-56
38-46
20-29
43-52
33-42
30-39
39-48
30-38
40-49
36-44
26-35
50-59
34-41
24-33
60-69
31-38
22-30
70-79
28-35
20-27


Read More»

0 komentar:

thumbnail

RENCANA JALUR PENDAKIAN 14 PEAKS & PROFIL GUNUNG

Posted by Unknown  | No comments


Rencana Jalur pendakian gunung yang akan di daki
Gunung Rinjani                      : Jalur pendakian, sembalunàßsembalun
Gunung Agung                       : Jalur pendakian, Besakih àßBesakih (jalur pura)
Gunung Raung                        : jalur pendakian, Bondowosoàßsumber waringin
Gunung Argopuro                  : Jalur pendakian, BaderanàßBaderan
Gunung Semeru                     : Jalur pendakian, Ranu PaneàßRanu Pane
Gunung Arjuno                      : Jalur pendakian, TrestesàßTrestes
Gunung welirang                    : Jalur Pendakian, trestesàßtrestes
Gunung Lawu                         : Jalur pendakian, Cemoro sewuàßcemoro sewu
Gunung Merbabu                  : Jalur pendakian, Seloàßselo
Gunung sundoro                    : Jalur pendakian, KledungàßKledung
Gunung Sumbing                   : Jalur pendakian, Lama àßLama (garung)
Gunung Slamet                      : Jalur pendakian, BlambanganàßBlambangan
Gunung Ciremai                     : Jalur Pendakian,  ApuiàßApui
Gunung Pangrango                : Jalur pendakian, CibodasàßCibodas


 
doc. foto expedisi 2011 di Pos Pendakian Sembalun
Pendakian Jalur Rinjani
Jalur Sembalun (Timur)
Jalur ini menjadi pilihan utama bila tujuan pertama anda adalah Puncak Rinjani, jalur didominasi oleh padang savana luas, pohon-pohon cemara gunung seperti malu-malu bergerombol di tengah-tengah ilalang, dari pintu gerbang sampai pos Padabalang anda bisa lalui antara 4-6 jam perjalanan, diantara ilalang bisa anda temukan jejak-jejak letusan berupa sungai-sungai dalam berisi pasir dan batu hitam, anda juga kemungkinan akan bertemu dengan api-sapi yang jumlahnya dapat diperkirakan lebih dari seribu ekor di padang ilalang ini.
Mataram-Sembalun
Mataram-Sembalun bisa ditempuh dalam 2-3 jam perjalanan darat, bila menggunakan kendaraan carter anda bisa langsung menuju Sembalun, namun jika anda menggunakan kendaraan umum dari Mataram, anda harus turun di Aikmel untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Sembalun dengan kendaraan umum lainnya. Jika anda menggunakan kendaraan umum kami sarankan anda berangkat dari Mataram lebih pagi, karena kendaraan yang melayani jalur Aikmel - Sembalun hanya sampai jam 12 siang saja. Di Sembalun anda juga bisa memesan paket-paket perjalanan dan mencari jasa Guide dan Porter, Informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi petugas Taman Nasional di pos jaga Sembalun atau Koperasi Wisata Rinjani Information center (RIC) di pintu masuk Sembalun.

doc. Foto Gunung Agung Bali
Expedisi 2011

Pendakian Jalur g.Agung
pura besakih
Jalur pendakian melalui Pura Besakih adalah jalur umum/normal yang kebanyakan dipilih oleh para pendaki. Melalui jalur ini anda akan mendapat suguhan pemandangan Gunung Agung yang mengesankan dari sepanjang perjalanan. Juga akan menyaksikan masyarakat setempat yang melakukan peribadatan rutin di Pura Besakih, mengagungkan nama Tuhannya di tempat peribadatan yang cukup terkenal ini.
Melewati jalur Pura Besakih, para pendaki diharapkan mempersiapkan persediaan air yang cukup banyak, karena di sepanjang perjalanan tidak tersedia sumber air yang memadai. Meski di batas hutan terakhir terdapat sumber mata air, namun tidak diperkenankan untuk diambil karena mata air tersebut di sucikan oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang suci untuk ritual peribadatan.
Melewati jalur pendakian Pura Besakih, anda akan melewati jalan-jalan setapak yang relatif sempit, jika berpapasan dengan pendaki lain atau masyarakat terasa sedikit berhimpit sehingga salah satu perlu mengalah agar tidak bertabrakan. Lebih-lebih jika berpapasan dengan masyarakat yang sedang beriring-iringan membawa berbagai macam sesajian untuk upacara peribadatan keagamaan mereka. Sebelum melakukan pendakian anda perlu tahu tentang jadwal-jadwal penting upacara keagamaan mereka, lebih baik menunda jadwal sehari-dua hari dari pada harus memaksakan diri. Disamping menghormati ritual dan adat setempat, proses perjalanan anda tidak akan banyak terganggu karena harus sering mengalah oleh iring-iringan.

Pendakian jalur g.Raung
Untuk mencapai puncak Gunung Raung, Jalur dari arah Bondowoso-Sumber Wringin adalah jalur paling sering digunakan sebagai jalur pendakian, sedangkan jalur dari arah Banyuwangi-Bajulmati yang jarang dilalui karena medan pendakian yang cenderung menanjak dan curam. Dari arah Bondowoso kita menuju ke Wonosari dengan minibus lalu kita teruskan menuju ke desa Sukosari . Dari desa Sukasari kita teruskan ke desa Sumber Wringin dengan naik kendaraan angkutan pedesaan. Perjalanan membutuhkan waktu 1,5 jam.
Di Sumber Wringin kita turun di pasar. Dari Pasar Sumber Wringin kita menuju jalan kearah Pondok Motor yang letaknya sekitar 200 meter. Selama perjalanan dari Sumber wringin ke arah Pondok Motor (1 jam) melalui pohon - pohon pinus yang tertata rapi dan di sekitar jalan akan menjumpai beberapa pondok di ladang penduduk dan bisa di gunakan untuk istirahat. Dari Sumber Wringin bisa juga naik kendaraan tetapi jarang, hanya truk milik perkebunan kopi.
Setelah sampai di Pondok Motor akan menjumpai sebuah pondok pendaki. Dari Pondok Motor perjalanan pendakian kita mulai melewati tegalan sepanjang 0,5 Km ke arah Barat Daya,. Kemudian berjalan sekitar 30 Menit akan sampai di ketinggian 1.300 m.dpl . Dari sini perjalanan kita lanjutkan menuju ketinggian 1.600 m.dpl yang membutuhkan waktu 30 menit .

Pendakian jalur g.Argopuro
Jalur Baderan
Untuk capai Desa Baderan, dari Surabaya kita menuju Probolinggo dengan bis. Kemudian diteruskan menuju Banyuwangi turun di Besuki. Dari Besuki diteruskan menuju Besa Baderan (725 m.dpl), yang jaraknya 22 km dari Besuki, dengan menggunakan angkutan umum (Rp. 1500, siang).
Sebelum mendaki kita harus melapor pada petugas KSDA dan polisi setempat untuk meminta ijin dan menyiapkan air disini, karena air hanya akan kita jumpai di Sumber Air (5 jam perjalanan dari Baderan). Dari Baderan kita menuju Cemoro Panjang (2.141 m.dpl), selama 7 jam perjalanan, melewati Sumber Air (1.710 m.dpl). Hutan yang dilalui adalah hutan pinus dan hutan alam. Dari Cemoro Panjang kita menuju Alun-alun Kecil (2.040 m.dpl), kurang lebih 1 jam 15 menit, dan dilanjutkan menuju Alun-alun Besar atau yang lebih dikenal dengan Sikasur (2.500 m.dpl), selama 2 jam 45 menit.
Perjalanan 3 jam dari Cikasur kita sampai di Aeng Poteh atau persimpangan Cisentor, pertigaan Baderan - Puncak - Bremi. Turun dari puncak Argopuro, kita dapat memilih turun lewat Bremi selama 11 jam, atau kembali lewat Baderan selama 13 jam.
Sikasur, berupa padang rumput yang luas, sangat bagus untuk dijadikan camp, karena terdapat sungai kecil yang mengalir jernih dihiasi tumbuhan Selada air (penduduk setempat menyebutnya Arnong). Di Sikasur ini juga terdapat bekas lapangan terbang yang dibuat oleh A.J.M Ledeboer pada tahun 1940-an. Lapangan terbang tersebut, konon digunakan untuk kegiatan pembudidayaan rusa yang didatangkan dari luar, sisa-sisa populasi masih ada tetapi semakin berkurang.
Jika ingin mendaki Gunung Argopuro, terlebih dahulu kita harus meminta ijin ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Timur di Surabaya Atau bisa juga ke Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur II dengan alamat, Jl. Jawa 36, Jember 68101, telp. (0331) 85079. Di Bremi, kita harus melaporkan diri dulu di Pos Sub KSDA Pegunungan Yang Barat di Krucil, terletak 2 km sebelum Bremi.
Jalur pendakian g.semeru
Jalur Senduro–Lumajang
Jalur ini relatif sepi bagi pendakian karena belum begitu terkenal di kalangan pendaki, Akses transportasi juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pani dari Senduro. Bila kita melewati jalur sini kita bisa menikmati hutan hutan yang masih relatif alami dan tempat persembahyangan agama hindu di Senduro yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke Ranupani membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan bermotor. Dari setelah tiba di Ranupani perjalanan sama dengan jalur Tumpang –Malang.
Jalur Pendakian g. Arjuno-welirang
Jalur Pendakian
Gunung Arjuno, dapat didaki dari beberapa arah, yaitu arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang, dari arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).
Jalur Tretes-Welirang
Dari Surabaya kita naik bis jurusan Malang atau sebaliknya, turun di Pandaan dan ganti minibus ke jurusan Tretes. Tretes (860 m.dpl) ‘merupakan Tempat Wisata dan Hutan Wisata. Di situ juga terdapat dua air terjun yang indah, yaitu air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia hotel maupun losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman.
Welirang
Setelah mendaftar di Pos PHPA Tretes, yang terletak dibelakang Hotel Surya, kita dapat langsung mendaki Gunung Welirang dan juga Gunung Arjuno. Kita dapat menjumpai sungai kecil dipertengahan antara Tretes dan Pondok Welirang (terdapat Shelter). Setelah berjalan sekitar 4 - 5 jam ke arah barat daya dari Tretes, melewati hutan tropika Lali Jiwo, kita dapat berhenti dan bermalam di Pondok Welirang. Di tempat istirahat para penambang biji belerang ini, kita dapat mengambil air dan memasak atau mandi, karena air cukup melimpah. Hampir setiap hari sekitar 20 - 30 orang buruh mencari dan membawa batu belerang ke Tretes, yang merupakan pemandangan unik.

Jalur pendakian g.lawu

Gerbang Jawa Timur ,lewat Desa Cemoro Sewu
Desa Cemoro Sewu (1.800 m dpl) kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan merupakan gerbang pendakian dari jalur Jawa Timur adalah daerah yang sangat subur. Daerah yang dihuni 20 keluarga dengan mata pencaharian utama adalah bertani ini tampak hijau, bersih sehingga menyejukkan mata yang melihatnya.
Penduduknya sangat rukun, suka gotong-royong, ramah terhadap para pendatang dan sangat peduli terhadap kebersihan lingkunganya, ini terbukti dengan didapatnya tropi Jawa Timur tahun 1991 dan Kalpataru untuk katagori Pengabdi Lingkungan tahun 1992 oleh Bapak Sardi Kamituwo desa Cemoro Sewu.
Jalur yang dimulai dari Cemoro Sewu (1.800 m.dpl) ini adalah yang paling sering digunakan untuk pendakian, panjangnya 6.5 km, berupa jalan makadam mulai desa sampai mendekati puncak. Di desa Cemoro Sewu ini kita mempersiapkan air untuk perjalanan naik dan turun. Kita akan melewati hutan pinus dan akasia di sisi kiri dan kanan sampai pada ketinggian lk 3.000 m dpl. Dalam pendakian ini kita akan melewati 4 buah pos pada ketinggian 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m dan sampai di pos IV dengan ketinggian 2.800 m dpl dengan waktu 4 - 5 jam. Setelah pos IV ini pepohonan mulai rendah sampai kita harus menyusur punggungan, jalannya berupa tanah mendatar dan di sisi kanan terdapat jurang.

Jalur pendakian g.Merbabu
Jalur Selo
Untuk mencapai Desa Selo yang merupakan desa terakhir yang di lalui oleh kendaraan umum, dari arah Solo kita naik bus jurusan ke Boyolali kemudian naik lagi menuju Selo (20 km) yang terletak pada ketinggian 1.460 m.dpl (lihat jalur pendakian Gunung Merapi lewat selo).
Setelah sampai di Desa Selo kita turun di pasar kemudian berjalan menuju Pos Polisi yang terletak tidak jauh, sekitar 100 m. Jalan menuju kampung terakhir dimulai di depan Pos Polsek ini. Sebelum langsung mendaki mintalah ijin terlebih dahulu di Pos Polisi ini.
Perjalanan kita mulai menuju ke kampung Tuk Pakis yang merupakan Kampung terahkir untuk mencapai puncak Gunung Merbabu. Untuk tiba di kampung ini perjalanan melewati jalanan berbatu melalui Kampung Jarakan (1.580 m dpl) dan kampung Selo Tengah sekitar 1 jam perjalanan dari Pos Polisi.
Dusun Tuk Pakis terletak pada ketinggian 1.800 m.dpl, merupakan perkampungan kecil. Mata pencaharian sebagian besar penduduk dusun ini dengan bertani sayur-sayuran. Untuk persediaan air sebelum mendaki sebaiknya mengambil di kampung ini karena sumber air tidak kita temui lagi sepanjang pendakian ke puncak Gunung Merbabu. Setelah sampai di kampung ini kita bisa bermalam di rumah pak Soenarto atau dirumah Pak Prawiro (juru kunci Gunung Merbabu) dan meneruskan perjalanan pada pagi harinya atau malam hari.
Dari rumah Pak Sunarto/Prawiro kita berjalan menuju ke arah batas ladang dan hutan yang tidak terlalu jauh. Dari batas hutan dan ladang perjalanan di teruskan di jalan setapak yang akan menemui banyak percabangan menuju ke atas tetapi jalanan akan bertemu di satu tempat yaitu di jalan pertigaan pertama.
Dari pertigaan pertama kita menuju ke jalan yang lurus atau ke arah kanan sama saja, mulai akan bertemu di percabangan jalan. Dari percabangan kita ambil jalan ke arah kiri yang melewati sebuah bukit maka kita akan sampai di Dok Jarakan (45 menit), lalu jalan ke arah kanan kita akan sampai di Dok Malang. Perjalanan dari Dok Jarakan ke Dok Malang di butuhkan waktu sekitar 30 menit.

Jalur pendakian g. Sundoro
Rute Pendakian
Gunungapi ini mudah dicapai dari segala jurusan, dari sebelah timur dari Magelang, dari sebelah barat dari Banjarnegara, dari arah utara  dari Candiroto atau Melayu, sedangkan dari arah selatan dari Purworejo.  Untuk mendaki gunung Sundoro terdapat dua jalur umum yang biasanya dipergunakan, yaitu; lewat Desa Kledung dan lewat Desa Sigedang (Tambi).
Jalur Kledung
Untuk mencapai Desa Kledung, dari arah Magelang naik bus ke jurusan Wonosobo atau sebaliknya, turun di Desa Kledung disebelah Restoran Dieng Pass. Perjalanan dari arah Wonosobo hanya 3 Km. Untuk sarana penginapan di Kledung masih belum tersedia, penginapan hanya ada di Wonosobo atau Magelang, tetapi kita bisa menginap di rumah Kepala Desa atau di rumah masyarakat setempat.
Jalur pendakian g. sumbing
Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing terdapat satu jalur utama yaitu lewat Kampung Butuh, Desa Garung, Wonosobo. Desa Garung merupakan desa yang terletak di kaki sebelah kanan Gunung Sumbing dan sebelah kiri lereng Gunung Sindoro. Masyarakat desa ini sebagian besar bermata pencaharian dengan bertani. Jumlah penduduk desa Garung juga tidak terlalu banyak tapi kelihatan sangat makmur.
Desa Garung (1.543 m dpl) merupakan desa terakhir menuju ke puncak Gunung Sumbing, dapat dengan mudah kita capai karena letaknya yang dilalui jalur Bus/minibus dari arah Magelang menuju ke Wonosobo atau sebaliknya.
Dari Magelang kita naik bus jurusan ke Wonosobo dan turun sebelum Kota Wonosobo sekitar 16 Km tepatnya di Gapura Desa Garung (Pasar Reco). Untuk mencapai jalan pendakian yang menuju ke puncak Gunung Sumbing dari Gapura Desa Garung kita menuju ke Kampung Butuh melalui jalan berbatu, sekitar 0,5 jam dengan jalan kaki atau naik ojek.
Setelah sampai di Kampung Butuh, kita melapor pada pak Zamroni, Kamituwo kampung ini untuk minta ijin pendakian ke Gunung Sumbing. Di rumahnya ini kita bisa bermalam untuk melanjutkan pendakian esok hari atau istirahat sebentar dan melanjutkan pendakian pada malam hari. Untuk kebutuhan air sebaiknya dipersiapkan dikampung ini, karena selama perjalanan kepuncak tidak ada mata air dan kalau kita memerlukan pemandu gunung (porter) kita bisa mendapatkan di desa ini.
Dari Kampung Butuh ini terdapat dua jalur pendakian yaitu Jalur Baru dan Jalur Lama. Jalur Baru di buka karena jalur lama sudah terkena erosi yang menyebabkan jalur agak sulit untuk dilalui. Panjang jalur dari Desa Garung sampai ke puncak Gunung Sumbing lewat jalur lama, 7 Km dan Jalur Baru, sepanjang 0,5 Km.
Jalur Lama
Dari Kampung Butuh, perjalanan kita lanjutkan menuju perbatasan antara hutan dengan ladang jaraknya sekitar 4,5 Km dari kampung Butuh, maka kita akan sampai di Boswisen. Di Boswisen ini terdapat sungai kecil, bila musim hujan terdapat air dan bisa kita pergunakan untuk keperluan memasak dan minum.
Setelah sampai di Boswisen perjalanan kita teruskan menuju pertigaan yang dinamakan Bukit Genus, sekitar 2 jam melalui tanjakan - tanjakan yang cukup melelahkan. Setelah sampai di Bukit Genus kita bisa beristirahat sebentar sambil menikmati pemandangan karena lokasinya yang cukup datar, lalu perjalanan kita teruskan lagi melewati banyak tanjakan terjal menuju Pestan atau Pasar Setan (2.437 m dpl), selama 2 jam perjalanan. Kawasan Pestan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini sehingga mengakibatkan bahaya saat melakukan pendakian.
Jalur pendakian g. slamet
Jalur Bambangan
Untuk menuju Bambangan (1.470 m.dpl), dari Purwokerto kita naik Bis ke jurusan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Di Bobotsari kita sebaiknya melengkapi perbekalan yang masih diperlukan, dan disini tersedia fasilitas Telpon Interlokal(WARTEL). Dari terminal Bobotsari naik Primkodes (minibus) menuju Pasar Priatin di Desa Kutabawa Kecamatan Karangrejo. Dari Priatin kita berjalan sejauh 2,5 km menuju dusun Bambangan, karena hanya sesekali saja daa truk pengangkut yang melewati jalan tanah yang lembek dan berbatu ini. Kita juga bisa turun di Dukuh Penjagan (Serang), 2 km sebelum Priatin dan berjalan ke Bambangan sejauh 2,5 km melewati perladangan. Bila kita dari arah Pemalang, kita naik Bis jurusan Purwokerto, turun di Karangrejo, pertigaan ke Goa Lawa, dan naik minibus sejauh 7 km ke Priatin.
Dusun Bambangan merupakan hunian terakhir menuju Gunung Slamet, disini kita harus mengisi persediaan air, karena sepanjang pendakian, sulit ditemui mata air, terutama dimusim kemarau. Dusun Bambangan dihuni oleh kira-kira 900 penduduk, yang mengandalkan kehidupannya dengan bercocok tanam sayuran.
Di batas Kampung Bambangan, kita akan menjumpai Pondok Pemuda, sebuah gedung yang besar dan cukup megah yang dibangun Pemerintah Daerah Purbalingga untuk para pendaki. Setelah melapor ke Pak Mucheri, pendakian dimulai dari Pondok Pemuda, dimana ada jalan bercabang, yang kekanan merupakan jalur lama, kita bisa mengambil jalan yang lurus, karena rute yang baru ini lebih pendek.
Setelah perladangan kita akan memasuki kawasan Hutan PERHUTANI, dimana kita akan jumpai sebuah tempat berlindung (Shelter). Dari sini kita mendaki selama 0,5 Km dan akan melewati tempat yang disebut Pondok Gembirung (2.250 m.dpl) yang merupakan hutan alam, yang banyak ditumbuhi Pohon Gembirung. Dari sini sejauh 0,5 Km akan dijumpai Pondok Walang (2.500 m.dpl), berjalan lagi sejauh 0,5 Km kita akan menemui Pondok Cemara yang disekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan Cemara.
Dari Pondok Cemara kita terus mendaki sejauh 1,5 Km menuju Pondok Samanrantu (2.900 m.dpl) disini ada pondok peristirahatan sederhana. Diperlukan waktu 4-5 jam untuk mencapai Samarantu dari Bambangan, dan 2 jam lagi untuk mencapai Puncak. Dari Samanrantu perjalanan diteruskan sejauh 0,3 km menuju Samyang Rangkah yang dimusim hujan ada mata air, berjalan sejauh 0,6 km lagi melewati Samyang Kendit dan Samyang Jampang (2.950 m.dpl) kita akan sampai di Samyang Ketebonan (3.000 m.dpl). Di Samyang Jampang banyak ditumbuhi bunga Edelweis yang sekarang nyaris punah, dan kita bisa menyaksikan matahari terbit dari tempat ini. Kita terus naik ke Plawangan (3.250 m.dpl) yang merupakan perbatasan hutan dan daerah berbatu. Menuju puncak Gunung Slamet masih dibutuhkan waktu 1 jam lagi, melewati batu-batu lahar yang amat sukar, berupa batu lepas dan tajam, kita harus lebih waspada di daerah ini.
Setelah tiba di puncak akan terlihat hamparan padang lahar yang luas dan menakjubkan. Kita juga dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ke arah kawah-kawah yang masih aktif, yang dinamakan Segoro Warian dan Segoro Wedi. Di puncak Gunung Slamet kita juga dapat menyaksikan panorama yang indah kearah puncak-puncak Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Ciremai juga kearah kota Tegal, Purwokerto, Brebes, dan di kaki langit membentang Samudra Hindia dan Laut Jawa. Untuk memantau kondisi vulkanisnya, Puncak Gunung Slamet dilengkapi pemantau gempa yang datanya ditransmisikan lewat pemancar radio dengan menara antena setinggi 18 meter.
Pendakian dari Bambangan menuju puncak Gunung Slamet ini memerlukan waktu sekitar 8 jam, sedangkan untuk turun dibutuhkan waktu sekitar 4 jam. Setelah pendakian kita bisa pergi ke Baturaden yang merupakan kawasan wisata, dimana tersedia banyak hotel dan penginapan dan fasilitas wisata lainnya. Di Baturaden kita dapat menikmati panorama lereng Gunung Slamet dengan amat indah, mandi air pnas dan berenang dengan biaya murah.
Jalur Pendakian g. ciremai
Jalur Maja (via Apui, Cipanas )
Untuk mencapai kampung Apui, Cipanas. Dari arah kota Cirebon naik bus menuju ke Majalengka, lalu dilanjutkan dengan naik minibus menuju ke Maja (556 m dpl). Setelah sampai di Maja kita turun dan naik lagi Angkutan Pedesaan menuju ke Desa Cipanas. Di Desa Cipanas kita akan menemui lahan bekas perkebunan Teh Argalingga yang sangat luas tapi sekrang telah berubah menjadi lahan sayur-sayuran. Di sini saat matahari tenggelam di ufuk barat pemndangannya sangat indah.
Dari desa Cipanas, perjalanan kita teruskan menuju ke kampung Apui (1.100 m dpl) dengan angkutan pedesaan. Setiba di kampung Apui kita mempersipakan kebutuhan air karena sepanjang jalur pendakian tidak terdapat mata air. Kampung Apui, Mayoritas penduduknya Sunda dan bermata pencaharian sebagai petani sayur-sayuran. Jalan masuk ke kampung ini banyak terdapat tanjakan - tanjakan dengan kemiringan hampir 70 derajat.
Awal pendakian dimulai melewati perladangan dan hutang produksi selam 3-4 jam kita akan sampai di Berod. Disini kita akan menemui pertigaan, kita ambil yang ke arah puncak). Setiba di Berod perjalanan kita teruskan menuju ke Simpang Lima (Perempatan Alur), perjalanan memakan waktu sekitar 0,5 jam dari Berod, lalu di teruskan menuju Tegal Mersawah. Di Tegal Mersawah perjalanan langsung kita teruskan menuju ke Pangguyangan Badak. Disini kita bisa beristirahat. Perjalanan kita teruskan 2 jam lagi kita akan sampai di Tegal Jumuju (2.520 m dpl).
 Jalur pendakian g. Pangrango
Jalur Cibodas
Perjalanan dimulai melalui sebelah pintu gerbang Kebon Raya Cibodas (1.425 m.dpl), dengan mengikuti jalan disamping lapangan golf, dan kemudian kita berbelok ke kiri, sedikit mendaki dan menjumpai Kantor Resort TNGP Cibodas, yang merupakan gerbang TNGP, dimana kita mendaftar dan membayar tiket masuk. Kita kemudian mengikuti jalan setapak yang sudah diperkeras, dan disepanjang perjalanan dipenuhi rambu dan pal kilometer yang memudahkan perjalanan. Kita menuju Kandang Badak dan melalui hutan tropika yang indah. Kira-kira 1,5 km perjalanan dari Gerbang, kita akan dapati sebuah danau kecil yang dinamakan Telaga Biru (1.500 m.dpl).
Kemudian akan kita jumpai Rawa Gayang Agung (1.600 m.dpl), yang merupakan padang rumput dan tanaman perdu. Pada ketinggian 1.628 m.dpl, kita akan sampai pada dipertigaan yang dinamakan Panyancangan Kuda, kira-kira 1 jam perjalanan dari Gerbang (km. 2,3). Berjalan kira-kira 10 menit dari Panyancangan kuda ke arah kanan, akan kita jumpai Air Terjun Cibeureum yang indah. Air Terjun Cibereum (1.675 m.dpl) tingginya antara 40 - 50 meter, terdiri dari air terjun utama (Curug Cidendeng), juga ada dua air terjun yang lebih kecil (Curug Cikundul dan Curug Ciwalen). Air terjun ini juga salah satu tempat wisata yang paling sering dikunjungi di Kawasan TNGP. Bila kita ingin memasuki kawasan air terjun Cibeureum harus membeli tiket masuk.
Selanjutnya kita sampai di Batu Kukus ( 1.820 m.dpl), dimana dapat kita jumpai sebuah pondok untuk berteduh. Berjalan sampai pada ketinggian 2.150 m.dpl (kira-kira 2.5 jam perjalanan dari gerbang), kita akan sampai pada Pondok Pemandangan, dimana kita bisa beristirahat dan menikmati pemandangan sekitar. Hanya 5 menit berjalan dari pondok ini kita akan menjumpai air panas yang berasal dari sumber dekat Kawah Gunung Gede, dimana suhu air dapat mencapai 50 · C

Perjalanan kira-kira 3.5 jam dari gerbang, kita akan sampai di Kandang Batu atau Lebak Saat (2.220 m.dpl). Ditempat ini banyak dijumpai batu yang berasal dari letusan Gunung Gede. Disini juga dapat dijumpai sebuah sumber air, juga tanah datar dimana kita bisa mendirikan tenda.
Read More»

0 komentar:

thumbnail

UNDANGAN KEJUARAAN NASIONAL PANJAT TEBING MAPALA SAKAI

Posted by Unknown  | No comments

undangan kejuaraan tingkat nasional 
dari 














Read More»

0 komentar:

    If you would like to receive our RSS updates via email, simply enter your email address below click subscribe.

Discussion

DIKLATSAR PAMOR XXVIII
© 2013 PENA ALAM . WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top